Kelas: 1PA13
NPM: 13513270
A. Pengertian Pandangan Hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup bersifat kodrati dan menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan atau petunjuk hidup di dunia. Dengan demikian pandangan hidup bukanlah timbul dalam waktu yang singkat, tetapi melalui proses waktu lama, sehingga hasil pemikiran itu dapat teruji kenyataannya.
Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yakni menjadi 3 yaitu:
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup pada dasarnya memiliki 4 unsur, yaitu:
- Cita-cita
- Kebajikan
- Usaha
- Keyakinan / Kepercayaan
Pengertian Ideologi adalah gabungan antara
pandangan hidup yang merupakan yang merupakan nilai –nilai yang telah
mengkristal dari suatu bangsa serta Dasar Negara yang memiliki nilai-nilai
falsafah yang menjadi pedoman hidup suatu bangsa. Selain itu, Ideologi merupakan hasil reflesi manusia berkat kemampuannya mengadakan
distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat
dialektis antara idiologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat
idiologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati
bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berfikir masyarakat,bangsa maupun
negara,namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya.
B. Cita-cita
Keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang ingin diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian, cita-cita merupakan semacam garis linier yang semakin lama semakin tinggi.
Apabila cita-cita itu tidak atau belum mungkin terwujud, maka disebut dengan angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak / belum terpenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita tidak dapat dilakukan.
Faktor seseorang dapat mencapai cita-citanya:
1. Faktor manusianya, yaitu seseorang yang memiliki cita-cita. Jika seseorang itu niat dalam berusaha mewujudkan cita-citanya, maka kemungkinan orang tersebut meraih cita-cita itu lebih besar dibanding orang yang tidak berniat (berkemauan).
2. Faktor Kondisi, yaitu sesuatu kondisi yang dapat mempengaruhi lancar atau tidaknya seseorang meraih cita-citanya. Contohnya, seseorang ingin menjadi seorang dokter. Untuk menjadi seorang dokter, membutuhkan uang yang besar untuk pendidikannya. Sedangkan ia tidak mempunyai uang untuk membiayai sekolah dokter. "Tidak memiliki uang" itulah yang merupakan kondisi yang dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya terhadap cita-citanya menjadi seorang dokter.
3. Faktor tingginya cita-cita, merupakan faktor terakhir yang dapat mempengaruhi seseorang mencapai cita-citanya. Memang benar suatu cita-cita harus digapai "setinggi langit", tetapi seorang manusia pun harus berfikir apakah ia akan cepat mampu untuk mencapai cita-citanya. Misalkan seseorang yang cita-citanya menjadi lulusan S3 akan lebih sulit dan lebih lama waktunya dibanding dengan seseorang yang bercita-cita hanya menjadi lulusan S1 saja.
C. Kebajikan
Kebajikan adalah perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan pada hakikatnya sama dengan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik karena menurut kodratnya manusia itu baik dan merupakan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Jadi, kebajikan adalah perbuatan yang selaras dengan hati nurani, suara hati masyarakat dan hukum Allah. Kebajikan berarti berkata sopan santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah kepada siapapun, dan berpakaian sopan.
D. Usaha / Perjuangan
Kebajikan adalah perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan pada hakikatnya sama dengan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik karena menurut kodratnya manusia itu baik dan merupakan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Jadi, kebajikan adalah perbuatan yang selaras dengan hati nurani, suara hati masyarakat dan hukum Allah. Kebajikan berarti berkata sopan santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah kepada siapapun, dan berpakaian sopan.
D. Usaha / Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita. Setiap manusia hams kerja keras untuk kelanjutan hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah
usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup, dan ini
sudah kodrat manusia. Tanpa usaha / perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi
kaya, ia harus kerja keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi
ilmuwan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan
tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak
bekerja keras dengan otak / ilmunya daripada dengan
jasmaninya. Sebaliknya buruh atau petani lebih banyak menggunakan jasmani
daripada otaknya. Para tukang dan ahli lebih banyak
menggunakan kedua-duanya (otak dan jasmani) daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak kerja otak daripada jasmani. Sebaliknya, para prajurit lebih banyak
kerja jasmani daripada otak.
E. Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia
saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai
kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang
tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Jika
keyakinan tidak ada maka keraguan akan muncul, dan kesalahan akan sering kali
menghalangi. Keyakinan sangat penting dalam kehidupan seperti keyakinan dalam
memeluk agama.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premisi benar. Jika kita yakin dalam satu hal maka kepercayaan akan muncul, keyakinan dan kepercayaan sangan berdampingan dalam hidup. Contoh : pada saat kesulitan menghampiri maka sangat di perlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang di alami dapat di lewatkan.
Kenyakinan dan kepercayaan sangat fital dalam hidup. Jadi tidak ada salahnya kita gunakan keyakinan kita dengan penuh percaya, mudah-mudahan bisa membantu dalm hidup.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premisi benar. Jika kita yakin dalam satu hal maka kepercayaan akan muncul, keyakinan dan kepercayaan sangan berdampingan dalam hidup. Contoh : pada saat kesulitan menghampiri maka sangat di perlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang di alami dapat di lewatkan.
Kenyakinan dan kepercayaan sangat fital dalam hidup. Jadi tidak ada salahnya kita gunakan keyakinan kita dengan penuh percaya, mudah-mudahan bisa membantu dalm hidup.
F. Langkah-Langkah Berpandangan Hidup yang Baik
(1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi rnanusia yaitu rnerupakan tahap
pertarna dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini rnengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa sctiap manusia itu
pasti rnernpunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan
hidup itu ada sejak rnanusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia
itu bel urn turun ke dunia. Adam dan hawalah dalam hal ini yang merupakan
manusia pertama, dan berarti pula mereka rnernpunyai pandangan hidup yang
digunakan sebagai pedoman dan yang rnernberi petunjuk kepada mereka.
(2) Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah
mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan
hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila,
maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan
bernegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hidup
pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadits dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan
baik di dunia maupun di akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan
dari mana Al Qur’an, hadits, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian
mempunyai suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup
dalam Agama Islam.
(3) Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah
menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan
benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
(4) Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dan segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah
kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk
cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu
tujuan hidupnya.
(5) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini
sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh
orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan
perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan
manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah
meninggal yaitu di alam akhirat.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar