Kamis, 14 November 2013

8. Manusia dan Pandangan Hidup

Nama: Farouq Fathurrahman
Kelas: 1PA13
NPM: 13513270

A. Pengertian Pandangan Hidup
          Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup bersifat kodrati dan menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan atau petunjuk hidup di dunia. Dengan demikian pandangan hidup bukanlah timbul dalam waktu yang singkat, tetapi melalui proses waktu lama, sehingga hasil pemikiran itu dapat teruji kenyataannya. 
Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yakni menjadi 3 yaitu:
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup pada dasarnya memiliki 4 unsur, yaitu:
- Cita-cita
- Kebajikan
- Usaha
- Keyakinan /  Kepercayaan
          
          Pengertian Ideologi adalah gabungan antara pandangan hidup yang merupakan yang merupakan nilai –nilai yang telah mengkristal dari suatu bangsa serta Dasar Negara yang memiliki nilai-nilai falsafah yang menjadi pedoman hidup suatu bangsa. Selain itu, Ideologi merupakan hasil reflesi manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat dialektis antara idiologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat idiologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berfikir masyarakat,bangsa maupun negara,namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya.

B. Cita-cita
         Keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang ingin diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian, cita-cita merupakan semacam garis linier yang semakin lama semakin tinggi.
          Apabila cita-cita itu tidak atau belum mungkin terwujud, maka disebut dengan angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak / belum terpenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita tidak dapat dilakukan.
Faktor seseorang dapat mencapai cita-citanya:
1. Faktor manusianya, yaitu seseorang yang memiliki cita-cita. Jika seseorang itu niat dalam berusaha mewujudkan cita-citanya, maka kemungkinan orang tersebut meraih cita-cita itu lebih besar dibanding orang yang tidak berniat (berkemauan).
2. Faktor Kondisi, yaitu sesuatu kondisi yang dapat mempengaruhi lancar atau tidaknya seseorang meraih cita-citanya. Contohnya, seseorang ingin menjadi seorang dokter. Untuk menjadi seorang dokter, membutuhkan uang yang besar untuk pendidikannya. Sedangkan ia tidak mempunyai uang untuk membiayai sekolah dokter. "Tidak memiliki uang" itulah yang merupakan kondisi yang dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya terhadap cita-citanya menjadi seorang dokter.
3. Faktor tingginya cita-cita, merupakan faktor terakhir yang dapat mempengaruhi seseorang mencapai cita-citanya. Memang benar suatu cita-cita harus digapai "setinggi langit", tetapi seorang manusia pun harus berfikir apakah ia akan cepat mampu untuk mencapai cita-citanya. Misalkan seseorang yang cita-citanya menjadi lulusan S3 akan lebih sulit dan lebih lama waktunya dibanding dengan seseorang yang bercita-cita hanya menjadi lulusan S1 saja.

C. Kebajikan
        Kebajikan adalah perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan pada hakikatnya sama dengan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik karena menurut kodratnya manusia itu baik dan merupakan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
           Jadi, kebajikan adalah perbuatan yang selaras dengan hati nurani, suara hati masyarakat dan hukum Allah. Kebajikan berarti berkata sopan santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah kepada siapapun, dan berpakaian sopan.

D. Usaha / Perjuangan
          Usaha/perjuangan  adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia hams kerja  keras untuk kelanjutan hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah  usaha/perjuangan. Perjuangan   untuk  hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha / perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempuma.  Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
          Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak / ilmunya daripada dengan  jasmaninya. Sebaliknya  buruh atau petani lebih banyak menggunakan jasmani daripada otaknya. Para tukang dan ahli lebih banyak menggunakan  kedua-duanya   (otak dan jasmani)  daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak kerja otak daripada jasmani. Sebaliknya, para prajurit lebih banyak kerja jasmani  daripada otak.

E. Keyakinan atau Kepercayaan
       Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Jika keyakinan tidak ada maka keraguan akan muncul, dan kesalahan akan sering kali menghalangi. Keyakinan sangat penting dalam kehidupan seperti keyakinan dalam memeluk agama.
       Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premisi benar. Jika kita yakin dalam satu hal maka kepercayaan akan muncul, keyakinan dan kepercayaan sangan berdampingan dalam hidup. Contoh : pada saat kesulitan menghampiri maka sangat di perlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang di alami dapat di lewatkan.
       Kenyakinan dan kepercayaan sangat fital dalam hidup. Jadi tidak ada salahnya kita gunakan keyakinan kita dengan penuh percaya, mudah-mudahan bisa membantu dalm hidup.

F. Langkah-Langkah Berpandangan Hidup yang Baik
(1)   Mengenal
     Mengenal merupakan suatu kodrat bagi rnanusia yaitu rnerupakan  tahap pertarna dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini rnengenal apa itu pandangan  hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa sctiap manusia itu pasti rnernpunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak rnanusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu bel urn turun ke dunia. Adam dan hawalah dalam hal ini yang merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka rnernpunyai  pandangan hidup yang digunakan sebagai pedoman dan yang rnernberi petunjuk kepada mereka.
(2)  Mengerti
     Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan   mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan  pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana  mengatur  kehidupan bernegara.  Begitu  juga  bagai yang  berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya  kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadits dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan  baik di dunia maupun di akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana Al Qur’an, hadits, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian  mempunyai  suatu konsep pengertian tentang pandangan  hidup dalam  Agama  Islam.
(3)  Menghayati
      Langkah  selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup  itu. Dengan  menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai  kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
(4)  Meyakini
      Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun  ditinjau dan  segi  kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini  pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini  ini merupakan  suatu hal untuk cenderung  memperoleh  suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
(5) Mengabdi
     Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.

Sumber:

0 komentar:

Posting Komentar