Jumat, 30 Oktober 2015

Tugas II. Pengorganisasian Struktur Manajemen dan Actuating dalam Manajemen


بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


A. Pengorganisasian Struktur Manajemen

1. Pengertian Struktur Organisasi
Sebelum membaca dan memahami mengenai struktur organisasi alangkah baiknya jika kita ketahui tentang, apa itu organisasi? Organisasi adalah sekelompok orang (dua orang ataupun lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Struktur organisasi
Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara setiap bagian maupun posisi yang terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas pemisahan kegiatan dari pekerjaan antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya dan juga bagaimana hubungan antara aktivitas dan fungsi dibatasi. Di dalam struktur organisasi yang baik harus dapat menjelaskan hubungan antara wewenang siapa melapor atau bertanggung jawab kepada siapa, jadi terdapat suatu pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan.

Fungsi Struktur Organisasi
Adapun fungsi / kegunaan dari struktur dalam sebuah organisasi, berikut dibawah ini penjelasannya:
a. Kejelasan tanggung jawab
Setiap anggota dari organisasi harus dapat bertanggung jawab dan juga apa saja yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota suatu organisasi tentunya harus dapat bertanggung jawab kepada pimpinannya atau kepada atasannya yang telah memberikan kewenangan, karena pelaksanaan atau implementasi kewenangan tersebut yang perlu di pertanggung jawabkan. Itulah fungsi struktur organisasi tentang kejelasan tanggung jawab.
b. Kejelasan kedudukan
Yang selanjutnya yaitu kejelasan mengenai kedudukan,disini artinya anggota atau seseorang yang ada didalam struktur organisasi sebenarnya dapat mempermudah dalam melakukan koordinasi dan hubungan, sebab adanya keterkaitan penyelesaian mengenai suatu fungsi yang telah di percayakan kepada seseorang atau anggota.
c. Kejelasan mengenai jalur hubungan
Fungsi selanjutnya yaitu sebagai kejelasan jalur hubungan maksudnya dalam melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawab setiap pegawai didalam sebuah organisasi maka akan dibutuhkan kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur sehingga dalam jalur penyelesaian suatu pekerjaan akan semakin lebih efektif dan dapat saling memberikan keuntungan.
d. Kejelasan uraian tugas
Dan Fungsi lainnya yaitu kejelasan mengenai uraian tugas didalam struktur organisasi akan sangat membantu pihak atasan atau pimpinan untuk dapat melakukan pengawasan maupun pengendalian, dan juga bagi bawahan akan dapat lebih berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan karena uraian yang jelas. Itulah salah satu fungsi sebagai kejelasan uraian tugas.

2. Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen meliputi struktur formal dan informal.
Struktur formal adalah struktur resmi organisasi yang menggambarkan fungsi yang diharapkan dalam organisasi.
Struktur informal atau “struktur bayangan” adalah struktur tidak resmi –namun memegang peran penting- yang mengatur hubungan antar anggota organisasi.

3. Manfaat Struktur Fungsional dan Divisional
Struktur Fungsional:
Æ Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
Æ Memusatkan keahlian organisasi
Æ Memudahkan manajer dalam melakukan monitoring dan mengevaluasi kinerja karyawan
Æ Memerlukan koordinasi internal yang minimum
Æ Meminimumkan duplikasi personalia dan peralatan dari segi biaya
Æ Sesuai untuk lingkungan yang stabil

Struktur Divisional:
Æ Lebih mudah dalam pengelolaannya karena memecah organisasi menjadi divisi yang lebih kecil.
Æ Memungkinkan pembuatan keputusan strategis yang lebih luas dan konsentrasi penuh pada tugas-tugas.
Æ Tempat latihan yang baik bagi para manajer strategik.
Æ Manajer dapat memilih struktur (produk, geografis, pasar) yang paling sesuai dengan divisinya.
Æ Sesuai untuk lingkungan yang cepat berubah, tanggapan yang cepat pada perubahan karena adanya koordinasi dan wewenang pada tingkat yang sesuai.

4. Kerugian Struktur Fungsional dan Divisional
Struktur Fungsional:
Æ Menimbulkan kesulitan dalam komunikasi dan konflik antar fungsi
Æ Menyebabkan kemacetan pelaksanaan tugas yang sifatnya berurutan
Æ Memberikan respon yang lebih lambat terhadap perubahan
Æ Anggota fungsi hanya berfokus pada kepentingan tugas-tugasnya sehingga cenderung berpandangan sempit dan dapat merugikan organisasi secara
keseluruhan

Struktur Divisional:
Æ Memungkinkan berkembangnya persaingan
disfungsional antar sumber daya organisasi dan
konflik antara tugas - tugas & prioritas-prioritas.
Æ Kepentingan divisi mungkin ditempatkan di atas
kepentingan organisasi secara keseluruhan
Æ Kebijakan divisi tidak konsisten dengan kebijakan divisi lain maupun dengan kebijakan organisasi.
Æ Timbulnya masalah dalam alokasi sumber daya
dan distribusi biaya-biaya perusahaan
Æ Adanya duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu

Kasus Organisasi
Wings corporation didirikan pada tahun 1948 di Surabaya, Indonesia. Selama lima puluh terakhir perusahaan ini telah berkembang dari sebuah industri rumah kecil menjadi pemimpin pasar yang memperkerjakan ribuan orang dengan pabrik berlokasi di Jakarta dan Surabaya.
Tujuan dari Wings Corporation adalah memproduksi produk-produk kualitas Internasional dengan harga ekonomis. Produksi pertama adalah dengan pembuatan sabun cuci hijau buatan tangan. Dengan produk ini, Wings berhasil menembus pasar kompetitif pada akhir tahun 1940-an.
Setelah itu Wings memperkenalkan produk baru yaitu krim deterjen dan produk pembersih lainnya dan saluran distribusi yang didirikan di seluruh Indonesia. Beberapa dekade berikutnya melihat Wings terus memperluas lini produk untuk berbagai rumah tangga dan produk perawatan pribadi.
Wings juga memperluas jaringan distribusi selama periode ini, ke titik di mana produk yang tersedia di hampir setiap kota dan desa di setiap provinsi negara itu, situasi yang ada sampai hari ini. Wings saat ini memproduksi dan menjual ratusan SKU rumah tangga dan produk perawatan pribadi, dan baru-baru memperluas lini produknya termasuk minuman dan mie instan.
Di industri toiletris Tanah Air, ada tiga pemain besar yang merangsek dan menguasai pasar: Unilever, Procter & Gamble (P&G), dan Wings. Pemain yang disebut pertama dan kedua adalah perusahaan multinasional. Pemain ketiga adalah pemain lokal yang mampu bertengger di puncak dan menandingi raksasa toiletris dunia. Dengan bendera PT Sayap Mas Utama, PT Wings Surya dan PT Lioninda Jaya, puluhan produk keluaran kelompok usaha yang bermarkas di Kota Buaya ini, sudah sangat familier di tengah masyarakat.
Di industri makanan pun, raksasa Indofood dibuat kalang kabut dengan kehadiran Mie Sedaap yang diluncurkan Wings pada April 2003. Hanya dalam tempo setahun, Mie Sedaap berhasil “mencuri” 12% pangsa pasar Indofood. Meski tidak ada data angka, pertumbuhan Mie Sedaap terus melejit. Hal ini terlihat dari penambahan mesin dan kapasitas produksi di dua pabrik Gresik dan Bekasi. Selain merangsek pasar dengan Mie Sedaap, Grup Wings juga membombardir pasar dengan produk minuman Jas-Jus dan Ale-Ale. Kedua produk ini terlihat cukup mengkilap di pasar.

Saran dari struktur fungsional:
Di dalam Wings Corporation saat memulai usahanya, perusahaan ini berawal dari industri rumah kecil yang memproduksi sabun cuci hijau buatan tangan, dan ini dibuat dengan pengelompokkan para pekerja berdasarkan bagiannya. Begitu pula saat perusahaan ini berkembang menjadi perusahaan yang besar. Perusahaan ini mengelompokkan pekerja sesuai dengan aktivitas kerjanya, seperti dalam pemroduksi, pengujian dan pengemasan.
Saran dari struktur divisional:
Di dalam Wings Corporation, terdapat beberapa divisi terpisah berdasarkan produknya, seperti PT Sayap Mas Utama, PT Wings Surya dan PT Lioninda Jaya yang dipisahkan dengan beberapa produk sabun, seperti sabun mandi, sabun colek, dan lain-lain. Terdapat pula divisi Wings Food yang merupakan divisi dari Wings Corporation dalam bidang makanan dan minuman.

Referensi
http://bellafnd.blogspot.co.id/2013/10/brand-history-dan-produk-pt-sayap-mas.html

B. Actuating dalam Manajemen

1. Pengertian Actuating dalam Manajemen
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak,
d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan

e. Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.

2. Pentingnya Actuating dalam Manajemen
Actuating merupakan bagian penting, dari proses management berlainan dengan ketiga fungsi manajemen lainnya. Actuating khususnya berhubungan dengan orang-orang. Bahkan banyak managers praktik, beranggapan bahwa Actuating merupakan intisari management.

Faktor-Faktor Penting dalam Keberhasilan Penggerakan
Fungsi penggerakan tidak sekedar pekerjaan mekanis (mesin, elektronik) karena manusia bukanlah robot, oleh karenanya diperlukan faktor-faktor pendukung, seperti :
Segi Organisasi
a. Terdapat peraturan-peraturan: Maksudnya adalah adanya ketentuan-ketentuan yang memberi kemungkinan adanya kepastian perkembangan organisasi baik ke dalam maupun ke luar.
b. Terdapat fasilitas-fasilitas: Maksudnya adalah fasilitas-fasilitas perangkat lunak atau perangkat keras yang diperlukan untuk gerak organisasi yang didasarkan atas pengkajian yang dapat dipertanggung jawabkan untuk memenuhi aspek kuantitas dan kualitas.
c. Terdapat sarana komunikasi yang memadai: Sarana komunikasi yang memadai adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan dan menerima informasi, misalnya telepon, internet, mimbar, publikasi, journal dan sebagainya. 
d. Terdapat kader-kader pemimpin: Terdapat kader-kader pimimpin artinya bahwa untuk mendapatkan pimpinan yang jelas dan tegas ruang lingkup kepemimpinannya perlu dipertimbangkan dari dalam organisasi untuk memotivasi gerak organisasi kearah yang sesyai tujuan organisasi.

Segi Pemimpin
a. Wewenang: Wewenang maksudnya adalah pemimpin harus memahami akantugas dan wewenang yang diembannya (delegation of authority)
b. Memiliki kelebihan-kelebihan: Maksudnya adalah suatu keadaan tertentu yang dimiliki seseorang dan tidak terdapat pada orang lain
Menurut Ord Way Tead dalam bukunya “The Art of Leadership”, menyebutkan sifat-sifat yang harus dimiliki pemimpin adalah :
· Energi jasmani dan rokhani (physical and nerveus energy)
· Semangat untuk mencapai tujuan (a sence of purpose an direction)
· Ramah dan penuh perasaan (frend lyness and effection)
· Integritas (integrity)
· Kecakapan teknis (technical skill)
· Mudah mengambil keputusan (decisive ness)
· Cerdas (intelligence)
· Kecakapan mengajar (teaching skill)
· Keyakinan (faith).
· Memahami teknik-teknik kepemimpinan

Segi Pegawai
Pegawai yang akan digerakkan harus mempunyai kemampuan untuk menerima dan memahami apa yang diberikan pimpinan baik petunjuk, bimbingan ataupun perintah, kemampuan itu antara lain :
a. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai
b. Memiliki pandangan bahwa pengabdian
c. Mau dipimpim
d. Terpeliharanya tim kerja, maksudnya bahwa untuk berhasilnya

3. Prinsip Actuating dalam Manajemen
Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahan dalam melakukanactuating, yaitu :
- Prinsip mengarah kepada tujuan: Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
- Prinsip keharmonisan dengan tujuan: Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang  terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang  baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi. 
- Prinsip kesatuan komando: Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
Referensi