Rabu, 14 Desember 2016

Between Dream, Hope, and Goal..

Mimpi...

Semua orang memiliki mimpi.. Bahkan terkadang, mimpi itu tumbuh sejak mereka masih anak-anak. Ada diantara mimpi-mimpi masa kecil yang terwujud saat dewasa, ada pula yang kian berganti seiring berjalannya waktu menginjak dewasa.. Mimpi itu terdapat harapan dan tekad mereka.. Mimpi dapat menjadi tujuan mereka, atau tetap menjadi sebuah mimpi.. Itu tergantung pada harapan dan tekad mereka terhadap mimpi mereka..

“Apa kau tahu? Jika kau mempunyai mimpi, terkadang itu benar-benar menyakitkan.. dan tapi terkadang membuat kita menjadi sangat semangat..” Begitulah yang saya dengar dari percakapan di suatu film. Ya, menyakitkan jika kita takut tidak bisa mewujudkannya, tetapi menjadikan kita sangat semangat, karena berarti “kita harus mewujudkannya, kalau tidak ingin terasa menyakitkan”...

Sejak masa kanak-kanak, saya memiliki banyak mimpi.. Mimpi terbesar saya saat anak-anak adalah ingin menjadi masinis. Ya, saya sangat menyukai kereta, baik itu kereta up, diesel, atau listrik. Dulu saat saya diboncengi ayah saya dengan sepeda motor, saya sangat bahagia bila berhenti didepan palang pintu perlintasan kereta api. Jantung saya berdebar-debar saat saya melihat kereta lewat didepan saya. Tetapi karena suatu hal, saya ‘mengubur dalam-dalam’ mimpi saya menjadi masinis.

Seiring berjalannya waktu, saya benar-benar sudah melupakan mimpi saya itu walaupun saya tetap menyukai kereta seperti dulu. Lalu saat SMA, saya mulai memiliki mimpi baru.. yaitu menjadi anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), karena saya senang melihat anak-anak bahagia. Mungkin mimpi saya ini lah yang menjadi salah satu alasan saya memilih jurusan Psikologi. Selain mimpi itu, saya memiliki beberapa mimpi yang lain. Sewaktu kecil saya sangat senang menggambar dan sangat senang melihat album foto, maka dari itu, waktu itu saya mempunyai mimpi menjadi seorang animator dan fotografer.

Tetapi ntah kenapa, seiring berjalannya waktu.. Saya mungkin menghilangkan mimpi-mimpi itu dan menyebutnya dengan kata “tujuan”, dengan sedikit ‘merombak’nya, seperti mimpi “menjadi anggota KPAI”, yang menjadi “membahagiakan dan mewujudkan mimpi anak-anak”, walaupun bukan sebagai anggota KPAI. Sedangkan “mimpi menjadi fotografer” pun saya jadikan sebuah tujuan, yaitu dengan memotret di bidang sosial dan panorama, walaupun itu bukanlah suatu pekerjaan.. Disamping semua tujuan itu, saya memiliki tujuan prioritas saat ini, yaitu saya ingin cepat menyelesaikan pendidikan S1 saya, ingin mendapat pekerjaan yang baik dan halal, mendirikan usaha dan lapangan pekerjaan, membuat TPQ bagi anak-anak, dan melakukan suatu perjalanan.. Ya, suatu perjalanan ke suatu atau beberapa tempat untuk menyelesaikan urusan saya dan membuktikan suatu hal..

Begitulah sedikit cerita mengenai mimpi saya yang ambigu  dan tidak jelas ini..

Jika kau memiliki mimpi, jangan biarkan mimpi itu tetap menjadi sebuah mimpi, tetapi ubahlah mimpi itu menjadi sebuah tujuan.. lalu..

Wujudkanlah..