Rabu, 23 Maret 2016

Tulisan 1. Psikoanalisis

Kasus yang Dapat Diterapkan dengan Terapi Psikoanalisis
 
       Pada tahun 2013, NM (14), siswi kelas 9 SMP Negeri 1 Kedunggalar, Kabupaten Ngawi belum mau masuk sekolah. Anak pasangan Sarmi (46) dan Mungin (48) warga Kedunggalar ini masih merasakan pusing di bagian kepalanya dan trauma berat atas kasus kekerasan yang menimpanya.
     Namun, oknum guru matematika yang diduga menampar korban hanya gara-gara tidak mendengar panggilan Wakil Kepala SMP Negeri 1 Kedunggalar Bagian Kesiswaan, Lasjuri itu justru membantah menampar korban.
      Menurutnya, dirinya hanya mendorong kepala siswinya itu karena tak mendengar panggilannya melalui pengeras suara saat makan siang di kantin sekolahnya itu. Akan tetapi sejumlah saksi melihat oknum guru matematika yang dianggap siswa arogan itu menampar korban.
     "Saat itu para murid saya panggil untuk menerima dana Bantuan Siswa Miskin (BSM). Satu siswi ini belum datang. Kemudian saya panggil lagi pakai speaker juga tidak kunjung datang. Karena saya jengkel saya cari lalu ketemu terus saya marahi. Tetapi tidak saya tampar, cuma saya dorong kepalanya sambil saya tanya kemana saja tadi saya panggil gak datang-datang," terangnya kepada Surya, Senin (9/9/2013) di sekolahnya.
      Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Ngawi, Abimanyu mengaku sudah memerintahkan Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen) dan Pengawas Sekolah untuk mengklarifikasi kasus kekerasan dalam duni pendidikan itu.
     "Kalau memang oknum guru bertindak kekerasan kepada siswi tersebut, tentu ada sanksi berupa pembinaan, nonjob dan bahkan mutasi untuk sanksi terberat. Tetapi kasus ini masih dalam penyelidikan Dikmen dan Pengawas," pungkasnya.
     Hingga kini, korban masih enggan masuk sekolah lantaran trauma bertemu oknum guru yang ringan tangan itu. Sedangkan orangtua korban berencana melaporkan kasus kekerasan ini ke polisi agar kasus ini berlanjut dalam proses hukum.
     Diberitakan sebelumnya, NM (14) siswi kelas 9 SMP Negeri 1 Kedunggalar, Kabupaten Ngawi terpaksa hanya tergolek di kamar pembaringan rumahnya sejak 2 hari terakhir.

Dalam kasus ini, dapat disimpulkan bahwa korban (NW) mengalami trauma yang mengakibatkan korban tidak mau masuk sekolah. Trauma ini dapat ditangani dengan terapi psikoanalisis menggunakan teknik Asosiasi Bebas. Teknik ini dapat membantu mengeluarkan emosi-emosi dalam diri korban yang tidak dapat terealisasikan. Terapi ini dilakukan dengan cara klien (dalam hal ini si korban) berbaring dan terapis berada sejajar dengan kepala klien. Klien diminta untuk mengungkapkan dan meluapkan semua perasaan ataupun kata-kata tentang perihal yang ada dalam ketidaksadarannya secara bebas, terbuka (tidak ada yang ditutup-tutupi), walaupun perihal itu menyakitkan, tidak logis atau tidak relevan. Lalu semua perihal yang diucapkan klien akan ditafsirkan sebagai ungkapan dari pengalaman-pengalaman yang ditekan ke dalam alam bawah sadarnya (di repress).

Sumber:
http://www.tribunnews.com/regional/2013/09/09/siswi-smp-trauma-ketemu-guru-yang-menamparnya

Tugas 1. Pengantar Psikoterapi dan Terapi Psikoanalisis



Pengertian Psikoterapi

Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.
Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang bergulat dengan kehidupan, masalah hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental tertentu, dan isu-isu atau masalah yang menyebabkan banyak individu yang besar rasa sakit atau marah selama lebih dari beberapa hari. Ada pengecualian untuk aturan umum, tetapi sebagian besar, tidak ada salahnya untuk pergi ke terapi bahkan jika Anda tidak sepenuhnya yakin Anda akan mendapat manfaat dari itu. Jutaan orang mengunjungi psikoterapis setiap tahun, dan sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukannya manfaat dari interaksi. Kebanyakan terapis juga akan jujur dengan Anda jika mereka yakin Anda tidak akan mendapatkan keuntungan atau pendapat mereka, tidak perlu psikoterapi.
- Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
- Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
- Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
- Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
- Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
- Mengembangkan potensi klien.
- Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
- Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
- Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
- Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
- Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
- Membantu penyembuhan penyakit fisik.
- Meningkatkan kesadaran diri.
- Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
- Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.
Unsur Psikoterapi
Masserman (Karasu 1984) telah melaporkan tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk :
- Peran sosial (martabat) psikoterapis,
- Hubungan (persekutuan terapeutik),
- Hak,
- Retrospeksi,
- Re-edukasi,
- Rehabilitasi,                   
- Resosialisasi dan rekapitulasi.

Perbedaan Psikoterapi & Konseling
Konseling
Psikoterapi
< intensif
> intensif
preventif
Kuratif / reapartif
Fokus : edukasi, vocational, perkembangan
Fokus : remedial
Setting : sekolah, industri, social work,
Setting : rumah sakit, klinik, praktek pribadi
Jumlah intervensi <
Jumlah intervensi >
supportive
rekonstructive
Penekanan “normal”
/ masalah ringan
Penekanan “disfungsi” / masalah berat
Short term
Long term

Pendekatan terhadap Mental Illness
J.P Chaplin berpendapat bahwa mental illness atau mental disorder (kekacauan mental, penyakit mental) merupakan ketidakmampuan menyesuaikan diri yang serius sifatnya, yang mengakibatkan ketidakmampuan tertentu. Sumber kekacauan tersebut bisa bersifat psikogenesis maupun organis, dan mencakup reaksi psikotis maupun reaksi neurotis yang lebih serius.
Ada beberapa pendekatan psikoterapi mental illness, diantaranya;
a. Biological
Meliputi keadaan mental organic, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
b. Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatik, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stress yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c. Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
d. Philoshopic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghargai system nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

Konsep Dasar Psikoanalisis
Sigmun Freud (1856-1939) merupakan tokoh pendiri psikoanalisis, dalam psikoanalisis ini ia memiliki beberapa pandangan, yaitu:
1. Kesadaran dan Ketidaksasaran
Menurut Freud kehidupan psikis terdiri atas kesadaran (the conscious) ­dan ketidaksadaran (the unconscious). Kesadaran digambarkan sebagai gunung es yang permukaannya nampak keluar dimana hal ini merupakan sebagian kecil dari kepribadian seseorang. Sedangkan ketidaksadaran digambarkan sebagai gunung es yang berada dibawah permukaan air dimana dalam ketidaksadaran ini terdapat insting-insting yang mendorong perilaku manusia. Kemudian Freud menambahkan bagian lain yang disebut prasadar (preconscious) dalam prasadar terdapat stimulus-stimulus yang belum direpres, sehingga dapat dengan mudah ditimbulkan kembali dalam kesadaran.
 2. Struktur Kepribadian
Freud mengatakan bahwa struktur kepribadian manusia terdiri atas Id, Ego dan Superego. Id merupakan bagian yang paling primitif terdiri atas naluri dan mengandung insting  lapar, haus, seks dan isnting agresif. Id disebut juga sebagai prinsip kenikmatan. Ego adalah prinsip realitas, ego menyesuaikan diri dengan realitas. Superego adalah prinsip moral dimana superego ini mengatur perilaku sesuai dengan norma, moral dan aturan yang berlaku.
3. Insting dan Kecemasan
Freud membagi 2 macam insting dalam diri manusia, pertama Insting untuk hidup mencakup lapar, haus dan seks, insting ini juga dapat disebut sebagai Libido. Kedua adalah Insting untuk mati yang bersifat destruktif seperti menyakiti diri sendiri atau bunuh diri. Kecemasan terbagi menjadi 3 macam, pertama Kecemasan objektif  yaitu kecemasan yang timbul dari bahaya yang nyata. kedua Kecemasan neurotik yaitu kecemasan atau meraa takut atas hukuman atas keinginan yang impulsif. ketiga Kecemasan moral yaitu kecemasan yang timbul terkait dengan masalah moral, seperti melanggar norma-norma.  
4. Mekanisme Pertahanan
Mekanisme Pertahanan (defence mechanism) bertujuan untuk menyalurkan dorongan-dorongan primitif yang tidak dapat dibenarkan oleh superego dan ego. Mekanisme pertahanan ini berfungsi untuk melindungi superego dan ego dari ancaman dorongan primitif yang mendesak terus menerus karena tidak diizinkan muncul oleh superego. Terdapat 9 mekanisme pertahanan, antara lain: represi, reaction formation, projection, displacement, rationalisation, supression, sublimation, kompensasi dan regresi.
5. Perkembangan Psikoseksual
Freud mengatakan baha setiap orang mempunyai seksualitas anak-anak (infantile sexuality) yaitu dorongan seksual yang terdapat pada bayi. Dorongan ini akan berkembang terus menjadi dorongan seksualitas pada orang dewasa, melalui beberapa tahap perkembangan, yaitu:

1. Oral (0-2 tahun): daerah kepuasan seksual terdapat pada area sekitar mulut.
2. Anal (2-3 tahun): daerah kepuasan seksual terdapat pada anus.
3. Phalic (3-6 tahun): daerah kepuasan terdapat pada alat kelamin (mulai mengerti jenis  kelaminnya) namun tidak bertujuan untuk mengembangkan keturunan.
4. Latent (6-12 tahun): fase ini adalah fase sembunyi dimana seseorang tidak menunjukan aktivitas seksualnya.
5. Genital (+12 tahun): fase remaja kepuasan seks terutama berpusat pada alat kelamin.
 

Unsur Terapi Psikoanalisis
1. Timbulnya  gangguan
Terapis melakukan upaya  memunculkan penyebab-penyebab yang menjadi akar permasalahan yang dimiliki klien, untuk lebih mengenal penyebab gangguan yang dialaminya, kemudian terapis, memperkuat kondisi psikis dari diri klien, sehingga apabila klien mengalami gangguan, diri klien akan lebih siap menghadapi dan mencari solusi dengan cepat
2. Tujuan terapi
Fokus dalam usaha penguatan diri klien, agar dikemudian hari bila klien mengalami masalah yang serupa, maka klein akan lebih siap menghadapi gangguan yang dialaminya.

3. Peran terapis
Memberi bantuan kepada klien untuk mencapai kesadaran diri, keyakinan, kejujuran, dan keefektifan  dalam melakukan hubungan personal, menangani kecemasan atau depresi secara realistis, juga membangun hubungan kerja dengan klien dengan banyak mendengar & menafsirkan, terapis memberikan perhatian khusus jika klien memberikan penolakan, serta mendengarkan dengan sabar tentang kesenjangan dan pertentangan pada cerita klien. 

Teknik Terapi Psikoanalisis
Asosiasi bebas
→ adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman2 masa lalu & pelepasan emosi2 yg berkaitan dg situasi2 traumatik di masa lalu
Penafsiran
→ Adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi2 bebas, mimpi2, resistensi2 dan transferensi
* bentuk nya = tindakan analis yg menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna2 t.l
Analisis Mimpi
→ Suatu prosedur yg penting untuk menyingkap bahan2 yg tidak disadari dan memberikan kpd klien atas beberapa area masalah yg tak terselesaikan
Analisis dan Penafsiran Resistensi
→ Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan2 yg ada dibalik resistensi shg dia bias menanganinya
Analisis & Penafsiran Transferensi
→ Adalah teknik utama dalam Psikoanalisis krn mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi

Sumber:
Buku:
Basuki, H. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma 
Chaplin, JP. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Internet:
http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads diakses tanggal 12 Maret 2016