KELAS :
1PA13
NPM :
13513270
A.
Pengertian Harapan
Harapan berasal
dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan
dapat diartikan sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan
harapan itu menyangkut permasalahan masa depan. Setiap manusia mempunyai
harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup.
Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan –
pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing. Harapan harus
berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan
kepada Allah. Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan sungguh
– sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat terwujud.
B.
Apa
Sebab Manusia Mempnyai Harapan?
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung
disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau
sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi
hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang
baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong
orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan
kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam
diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Allah. Misalnya menangis,
bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya.
Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kebutuhan
hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan
hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan
kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a)
Kelangsungan
hidup (survival)
b)
Keamanan
(safety)
c)
Hak
dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)
Diakui
linkungan (status)
e)
Perwujudan
cita – cita (self actualization)
C.
Pengertian
Doa
Berdo’a adalah
salah satu pedang bagi umat muslim, maka dari itu kita sebagai umat Islam harus
sering-seringlah berdo’a kepada Allah Subhanahu wata’ala karena Allah sangat
senang sekali kepada hamba yang selalu berdo’a kepada-Nya. Bahkan kita di
katakan sombong kalau tidak pernah berdo’a kepada-Nya. Maka dari itu kali ini
saya akan mencoba menerangkan tentang Pengertian Do’a. Pertama-tama saya akan
menjelaskan terlebih dahulu pengertian Do’a menurut Bahasa dan juga menurut
Syari’at.
Menurut Bahasa
Do’a adalah meminta pertolongan kepada yang lebih tinggi (bisa diharpiahkan
usia) dari kita, seperti contoh apabila kita meminta pertolongan kepada kakak
kita untuk mengambilkan sesuatu barang itu di sebut sebagai do’a menurut
bahasa. Berbeda dengan kita meminta pertolongan kepada yang lebih rendah (bisa
di harpiahkan usia) dari kita maka itu di sebut Perintah. Seperti contoh kita
menyuruh adik kita membawakan sesuatu barang itu di sebut Perintah bukan Do’a
menurut bahasa.
Sedangkan
Menurut Syari’at Do’a adalah memohon dan meminta pertolongan kepada Allah swt
akan apa-apa yang kita inginkan serta Memohon sesuatu yang bermanfaat dan
memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memadharatkan.
D.
Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran. maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah
kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan
hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran
pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karma orang lain itu
dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang
memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari
orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan
yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama
terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan
oleh Allah – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi
kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri
menimbulkan juga hak ber agama menurut keyakinan.
Dalam hal
beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang
beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
E.
Kepercayaan
Dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran.
Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
-
- Kepercayaan
pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya dapat menang,
dirinya mampu mengerjakan apa yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
- - Kepercayaan
kepada orang lain, dimana orang percaya terhadap kata hati, perbuatanya sesuai
atau terhadap kebenaran orang lain.
-
- Kepercayaan
kepada pemerintah, karena pada dasarnya negara berorientasi pada Allah dan
kepentingan rakyat, sudah seharusnya kalau sebagai warga negara mempercayai
pemerintah / negara.
- -
Kepercayaan
kepada Allaj, merupakan hal yang sangat penting percaya kepada Allah.
Dikarenakan keberadaan manusia yang tidak dengan sendirinya melainkan
diciptakan oleh Allah.
Berbagai usaha
dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Allahnya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara
lain :
-
- Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan
meningkatkan ibadah.
-
- Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat.
- - Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan
sebagainya.
-
- Mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
-
- Menekan
perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar