Nama: Farouq Fathurrahman
Kelas: 1PA13
NPM: 13513270
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh..
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin.. Atas Rahmat dan karunia Allah
Subhanahu wa ta’ala, saya telah dapat menyelesaikan tugas akhir mata kuliah
softskill: Matematika & Ilmu Alamiah Dasar dengan membuat cerita pendek
buatan saya sendiriyang berjudul “Akibat Kejahilan”. Saya membuat cerita ini
karena saya ingin mengingatkan kepada seluruh pembaca agar tidak menjahili dan
menakut-nakuti orang lain agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan saya
berharap agar tidak ada lagi orang yang menjahili temannya hanya untuk
kesenangannya sendiri. Sekian dari saya, mohon maaf jika ada kata-kata yang
kurang berkenan. Silahkan membaca.
Wa
billahi taufiq wal hidayah, wa ridha wal inayah
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Akibat Kejahilan
Di salah satu SMA di Bekasi, ada
siswa yang selalu mengerjai siswa-siswa yang lain dengan teror hantu di
sekolah, tidak lain dan tidak bukan, anak tersebut bernama Dika. Dika hanya
mempunyai satu teman di sekolahnya, yaitu Burhan. Burhan mengetahui bahwa Dika
lah yang menyebar teror hantu di sekolahnya, tetapi dia hanya diam karena dia
tidak tega Dika yang merupakan teman SMP nya sampai ketahuan. Burhan hanya
sesekali memperingatkan Dika untuk berhenti menyebar teror itu walaupun pada
akhirnya tidak didengar oleh Dika.
Pada suatu pagi,
Dika berencana untuk mengerjai seorang siswi yang bernama Ziah dengan mengajak
Burhan.
“Apa? Kau ingin
mengajakku menakut-nakuti Ziah? Sudah berulang kali aku katakan, berhenti
menakut-nakuti seisi sekolah, apalagi Ziah. Kau tahu kan Ziah itu penakut?
Lagipula Ziah itu kan..” Burhan tiba-tiba diam.
“Kenapa memangnya?
Kau suka ya sama Ziah? Haha. Sudahlah, ikut saja. Aku tahu kau tidak tega
dengannya. Tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa.”, santai Dika.
“Eh? Tidak.. Awas
saja kalau Ziah sampai kenapa-napa..”, jawab Burhan khawatir.
“Kenapa kau jadi
penakut seperti ini sih? Ah aku cuma ingin melihat ekspresinya saat pujaan hatimu
teriak ketakutan kok haha”, kata Dika.
“Penakut? Siapa
juga yang penakut? Pujaan hati? Apaan sih..? Iya aku ikut, tapi awas saja kalau
kenapa-napa dengan Ziah..” jawab Burhan dengan penuh khawatir.
Lalu mereka pun
berbisik tentang rencana mereka. Mereka ingin menakuti Ziah saat piket sore
dengan berpura-pura menjadi psikopat pembunuh yang memegang pisau.
Pada sore hari, Ziah ingin mengajak
Tia untuk piket sore karena Ziah takut untuk piket sore sendirian.
“Maaf yah ziah,
aku tidak bisa. Aku masih harus membantu pekerjaan rumah karena ibuku sedang
pergi”, kata Tia.
“Iya tidak apa-apa
kok”, kata Ziah dengan senyum.
Walaupun Ziah
tersenyum, tetapi hatinya berdetak kencang karena takut. Saat perjalanan ke
sekolah pun, ia pun mulai mengeluarkan keringat dingin.
“Tidak terjadi
apa-apa.. tidak terjadi apa-apa.. tidak terjadi apa-apa..”, Ziah meyakinkan
diri sendiri.
Saat Ziah tiba di
sekolah, Burhan dan Dika pun telah bersiap di gudang lantai 2. Dika pun
menyuruh Burhan untuk mengecek keadaan disekitar. Lalu Burhan pun sontak
melihat Ziah yang datang dengan baju olahraga sekolahnya beserta kerudung
berwarna putih dengan bros kelinci berwarna biru.
“Eh Ziah.. Se, se,
sedang apa?”, tanya Burhan dengan panik.
“Aku ingin piket
sore. Burhan sendiri sedang apa?”, tanya balik Ziah pada Burhan dengan senyum.
“Eh itu.. aku habis mengambil barang yang tertinggal hehe”,
jawab Burhan dengan asal.
“Hmm, kalau
begitu, mau tidak menemani ku piket? Jujur aku takut jika harus piket
sendirian. Tia tidak bisa ikut karena harus membantu ibunya”, jawab Ziah dengan
menyentuhkan kedua telunjuknya.
“Hmm.. bagaimana
yah? Iyadeh, aku temani”, jawab Burhan dengan senyum.
“Horee.. terima kasih, Burhan. Kalau
begitu hayu atuh”, ucap Ziah dengan senangnya.
Mereka berdua pun
pergi ke ruang OSIS untuk membereskan perlengkapan acara sekolah kemarin. Saat
Mereka menuju ke gudang lantai 2, Ziah pun kaget tatkala
Burhan menghilang secara tiba-tiba. Padahal sebenarnya Burhan pergi untuk
segera mengirimkan pesan singkat kepada Dika bahwa Ziah telah berada di lantai
2.
Saat menaiki
tangga, Ziah pun dikageti Dika yang berpura-pura menjadi psikopat yang membawa
pisau. Lalu Ziah pun jatuh dari tangga dan kepalanya pun berdarah.
Burhan pun kaget melihat Ziah jatuh,
dan langsung menyalahkan Dika. Mereka mengira Ziah meninggal tanpa mengecek
detak jantung dan nafas Ziah karena panik, lalu mereka pun langsung membawa
Ziah dan membuangnya di pinggiran sungai yang penuh limbah.
Pada malam harinya, Ziah pun
terbangun..
“Bau apaan nih? Ih, ini dimana? Kok
banyak sampah sih?”, kaget Ziah.
Fazila pun
mengingat-ingat bahwa tadi ada orang yang mengejutkannya saat sedang melakukan
piket disekolahnya. Lalu ia pun terpaksa pulang jalan kaki dengan badan yang
kotor dan bau. Pada saat yang bersamaan, Burhan sedang ingin membeli makanan sambil
memikirkan hasil perbuatannya.
“Haduh, bagaimana
jika aku ketahuan telah ikut-ikutan menakuti Ziah sampai Ziah meninggal ya? Ini
semua emang gara-gara si Dika itu. Bisa-bisa aku dikeluarkan dari sekolah, atau
bahkan dipenjara” pikir Burhan dengan khawatir.
Saat Burhan
berjalan sambil termenung, dia melihat sesosok wanita berhijab yang tidak asing
baginya, dan yang ia lihat adalah Ziah.
“Zi, Zi, Ziaaah??”,
tanya Burhan dengan wajah penuh ketakutan.
“Eh Burhan, sedang
apa disini?”, tanya balik Ziah dengan senyum manisnya.
“Se, se, setaaaaan!!”, teriak Burhan sambil
berlari.
Burhan pun lari
ketakutan melihat Ziah yang ia kira adalah hantu dari Ziah yang sedang
menghantuinya. Tetapi saat sedang melarikan diri, ia pun menabrak tiang listrik
yang ada di depannya.
“Burhan tidak
apa-apa? Sakit ya? Eh tadi kamu bilang apa? setan? mana? kyaaa!!” Ziah pun ikut
berteriak.
“Ya kamu sudah
mati kan?” tanya Burhan
“Mati? Ih jahat!
aku itu masih hidup tahu!”tegas Ziah dengan wajah jengkel.
“Ma, masih hidup?
Kalau begitu maafkan aku, Ziah! Ini semua ide Dika. Aku hanya ikut-ikutan saja
kok.”
Burhan pun
menjelaskan tentang rencana Dika dengannya kepada Ziah.
“Hmm, enak saja
aku dibilang sudah mati! Iya tidak apa-apa kok. Aku maafin. Sudah bangunlah”
seperti biasa Ziah menjawab dengan senyumannya.
“Terima kasih,
maaf yah”, ucap Burhan
Setelah Burhan
mengetahui bahwa Ziah tidak mati, ia pun segera mengantarkan Ziah pulang
kerumahnya dengan sepeda motor untuk mengobati luka Ziah dan menerangkan
alasannya mengapa ia membantu Dika. Lalu Burhan bersama Ziah merencanakan
sesuatu untuk mengerjai Dika.
Keesokan harinya,
Burhan pun menyuruh Ziah agar tidak masuk sekolah karena ini adalah bagian
rencana yang ia buat, lagipula Ziah masih butuh istirahat. Lalu, saat di
sekolah Burhan pun memberi tahu semua kejadiannya kepada Tia dan rencana yang
ia buat serta meminta Tia untuk bekerja sama dengannya.
Pada malam
harinya, Burhan pun segera menelpon Dika untuk menemuinya di depan sekolah
karena ingin membicarakan sesuatu. Dika pun segera pergi ke sekolah. Lalu
Burhan, Ziah, dan Tia pun segera pergi ke sekolah.
“Mana si Burhan si
penakut itu?” tanya Dika dalam hati.
Ziah pun mendekati
Dika secara diam-diam. Lalu Dika mendengar suara seseorang yang memanggilnya…
“Dikaa... Dikaa...
Mengapa kau membunuhku..? Apa salahku dikaa..?”
tanya Ziah.
“Su, suara siapa
itu!?” Dika kaget.
“Ini aku..
Ziaaah.. Temanmu yang telah kau bunuh~..”
Ziah, Burhan dan
Tia pun tertawa kecil dibalik semak-semak.
“Zi, Ziah?? Apa
maumu?”, tanya Dika dengan bergetar.
“Kau harus
matiii...”
“Ma, maafkan aku,
Ziah.. A,aku kapok”, ucap Dika dengan celana basah karena mengompol.
“Matiii, matiii..
Kau harus mati ditanganku.. Arrggh..”, kata Ziah mangancam dengan mengaum.
“Hei, kenapa kamu
jadi siluman harimau? Aku kan menyuruhmu jadi setan, bukannya siluman”, bisik
Burhan.
“Hihi, maaf, maaf”
bisik Ziah dengan mengedipkan mata pada Burhan.
“Eh, iya tidak
apa-apa kok..” kata Burhan dengan wajah memerah.
“Ti, tidak..
Maafkan aku, Ziah. Aku tidak ingin mati dulu, aku belum kawin! Aku tidak ingin
matiii!!”, seru Dika sambil lari terbirit-birit.
Dika pun lari
terbirit-birit dengan celananya yang basah karena ketakutan. Burhan, Ziah, dan
Tia pun tertawa terbahak-bahak melihatnya.
Sejak saat itu,
Dika pun menjadi penakut dan jera tidak ingin menebar teror hantu di sekolahnya
lagi.
Tamat
0 komentar:
Posting Komentar